Kinerja Bea Cukai Batam Kian Disorot dan Tidak Becus,Patut di Pertanyakan..?
Lensakepri.com] Sorotan publik terhadap Bea Cukai Batam kian menguat setelah dugaan mandeknya pengusutan jaringan rokok ilegal HD, OFO, dan T3 kembali mencuat. Di tengah laporan penindakan yang terus dipublikasikan, masyarakat mempertanyakan mengapa aparat hanya menyentuh pelaku lapangan sementara dugaan aktor pengendali justru tak pernah tersentuh.Minggu[16/11/25].
Dalam sejumlah diskusi publik, kegelisahan yang sama terus muncul:
“Mengapa kasus berhenti pada kurir dan pengemudi perahu? Ke mana hilangnya nama-nama besar yang disebut masyarakat selama bertahun-tahun?”
Penindakan Dinilai Hanya Seremonial: Ikan Teri Ditangkap, Pemilik Barang Hilang
Selama beberapa tahun, Bea Cukai Batam kerap mengumumkan penyitaan rokok ilegal. Namun, pola penindakan dinilai tidak berubah—hanya menyasar pengangkut dan buruh kapal, sosok-sosok yang tidak punya kendali atas alur distribusi.
Tokoh Masyarakat Rury Afriansyah, menilai tindakan aparat justru semakin menimbulkan tanda tanya:
“Ini sudah bertahun-tahun berlangsung. Yang ditindak hanya level terbawah. Publik bertanya: bagaimana mungkin sebuah jaringan besar tak punya pemilik barang?”
Menurutnya, jika aparat benar-benar ingin memutus jaringan, identifikasi aktor besar seharusnya menjadi prioritas, bukan sekadar menyita barang yang jumlahnya datang lagi keesokan hari.
Nama-Nama yang Terus Beredar dalam Pembicaraan Publik
Dalam laporan masyarakat dan investigasi lapangan oleh sejumlah kelompok sipil, beberapa nama berulang kali disebut sebagai sosok yang diduga memiliki jaringan distribusi rokok ilegal HD, OFO, dan T3.
Di antaranya adalah sosok yang dikenal luas oleh publik lokal: Akim alias Asri.
Ia disebut dalam banyak percakapan masyarakat sebagai figur yang diduga memiliki pengaruh dalam pergerakan barang-barang noncukai dari Batam ke luar daerah, termasuk ke kawasan Indonesia Timur.
Namun hingga kini, tidak ada pernyataan resmi dari aparat yang mengonfirmasi atau membantah dugaan tersebut.
Nama lain yang kerap muncul dalam diskusi publik mengenai jejaring bisnis lintas sektor adalah Bobie Jayanto, meski hubungan berbagai dugaan tersebut belum pernah dipastikan secara hukum.
Sejumlah pengamat menilai bahwa ketidakjelasan inilah yang membuat ruang spekulasi masyarakat terus melebar.
Gudang-Gudang Diduga Beroperasi Bebas Selama Bertahun-Tahun
Keluhan terbesar masyarakat bukan hanya tentang aktor besar yang tidak pernah dihadirkan ke publik, tetapi juga mengenai sejumlah gudang yang disebut-sebut beroperasi bertahun-tahun tanpa gangguan.
Beberapa tokoh masyarakat mengaku heran:
“Setiap minggu ada bongkar muat, mereknya sama, jalurnya sama, ritmenya sama. Jika pengawasan serius, mustahil itu tidak terlihat.”
Bagi publik, kelonggaran semacam ini menimbulkan kesan pembiaran dan mempertanyakan efektivitas pengawasan Bea Cukai Batam.
Kepemimpinan Bea Cukai Batam Mulai Dipertanyakan
Di bawah kepemimpinan Zaky Firmansyah, publik menilai langkah Bea Cukai Batam terkesan defensif dan seremonial. Banyak warga Kepri memandang bahwa rilis-rilis penindakan selama ini lebih bersifat formalitas ketimbang upaya sistematis menembus jaringan sebenarnya.
Kritik paling tajam yang muncul di ruang publik adalah:
“Tanpa aktor besar, semua penindakan hanyalah sandiwara statistika.”
Desakan Publik Meningkat: Bongkar Seluruh Jaringan, Bukan Hanya Buruh
Gelombang tekanan terhadap aparat semakin kuat. Masyarakat menuntut:
penindakan tidak berhenti pada kurir dan sopir kapal,
pengungkapan pemilik modal dan pengendali jalur distribusi,
transparansi penuh terhadap kendala penindakan,
keberanian aparat menembus jejaring yang dinilai telah bercokol lama di Batam.
Kerugian negara dari rokok ilegal telah mencapai angka yang disebut miliaran rupiah setiap tahun. Bagi publik, membiarkan aktor besar tidak tersentuh adalah bentuk kegagalan fungsi utama aparatur.
Aparat Diminta Tidak Lagi Menghindari Pertanyaan Inti
Kecurigaan dan ketidakpercayaan publik akan terus membesar selama pertanyaan-pertanyaan kunci tidak dijawab:
Mengapa nama-nama besar yang disebut masyarakat tidak pernah muncul dalam rilis resmi?
Apakah aparat tidak mengetahui, tidak mampu, atau tidak berani?
Apa hambatan sebenarnya dalam pengungkapan jaringan rokok ilegal di Batam?
Hingga aparat memberikan langkah konkret dan bukan sekadar penangkapan seremonial, kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum di Batam akan terus berada di titik kritis.

